BAB 3. DATA FLOW DIAGRAM
3.1.
Konsep Perancangan Terstruktur
Pendekatan perancangan
terstruktur dimulai dari awal 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan
alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam
pengembangan sistem, sehingga hasil dari akhir sistem yang dikembangkan akan
diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang
komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk
dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang
baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).
3.2.
Data Flow Diagram ( DFD )
Data Flow Diagram (DFD) adalah
suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data
sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika,
tersruktur dan jelas.
DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering
digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih
penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata
lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada
fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada
alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa
maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem
kepada pemakai maupun pembuat program.
Fungsi DFD Fungsi dari Data Flow
Diagram adalah :
•
Data Flow Diagram (DFD) adalah
alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan
sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain
dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.
•
DFD ini adalah salah satu alat
pembuatan model yang sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem
merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang
dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model
yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
•
DFD ini merupakan alat perancangan
sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat
digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah
dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
3.3.
Komponen Data Flow Diagram
DFD merupakan alat bantu dalam
menggambarkan atau menjelaskan proses kerja suatu sistem.
Gambar
3.3.1
1.
User / Terminator: Kesatuan diluar
sistem (external entity) yang memberikan input ke sistem atau menerima output
dari sistem berupa orang, organisasi, atau sistem lain.
2.
Process: Aktivitas yang mengolah
input menjadi output.
3.
Data Flow: Aliran data pada sistem
(antar proses, antara terminator & proses, serta antara proses & data
store).
4.
Data Store: Penyimpanan data pada
database, biasanya berupa tabel.
• Komponen Terminator / Entitas
Luar Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem
yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas luar (external
entity). Terdapat dua jenis terminator:
1.
Terminator Sumber (source) :
merupakan terminator yang menjadi sumber.
2.
Terminator Tujuan (sink) :
merupakan terminator yang menjadi tujuan data / informasi sistem.
Gambar
3.3.2
Terminator dapat berupa orang,
sekelompok orang, organisasi, departemen di dalam organisasi, atau perusahaan
yang sama tetapi di luar kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator
dapat jua berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang
berkomunikasi dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Komponen terminator ini perlu
diberi nama sesuai dengan dunia luar yang berkomunikasi dengan sistem yang
sedang dibuat modelnya, dan biasanya menggunakan kata benda, misalnya Bagian
Penjualan, Dosen, Mahasiswa.
Ada tiga hal penting yang harus
diingat tentang terminator :
1.
Terminator merupakan
bagian/lingkungan luar sistem. Alur data yang menghubungkan terminator dengan
berbagai proses sistem, menunjukkan hubngan sistem dengan dunia luar.
2.
Profesional sistem tidak dapat
mengubah isi atau cara kerja organisasi, atau prosedur yang berkaitan dengan
terminator.
3.
Hubungan yang ada antar terminator
yang satu dengan yang lain tidak digambarkanpada DFD.
• Komponen Proses Komponen
proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan input menjadi
output. Proses diberi nama untuk menjelaskan proses/kegiatan apa yang
sedang/akan dilaksanakan. Pemberian nama proses dilakukan dengan menggunakan
kata kerja transitif (kata kerja yang membutuhkan obyek), seperti Menghitung
Gaji, Mencetak KRS, Menghitung Jumlah SKS.
Ada empat
kemungkinan yang dapat terjadi dalam proses sehubungan dengan input dan output
:
Gambar
3.3.3
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan tentang proses :
-
Proses harus memiliki input dan
output.
-
Proses dapat dihubungkan dengan
komponen terminator, data store atau proses melalui alur data.
-
Sistem/bagian/divisi/departemen
yang sedang dianalisis oleh profesional sistem digambarkan dengan komponen
proses.
Berikut ini merupakan suatu contoh proses yang salah :
Gambar
3.3.4
Umumnya kesalahan proses di DFD
adalah :
1.
Proses mempunyai input tetapi
tidak menghasilkan output. Kesalahan ini disebut dengan black hole (lubang
hitam), karena data masuk ke dalam proses dan lenyap tidak berbekas seperti
dimasukkan ke dalam lubang hitam (lihat proses 1).
2.
Proses menghasilkan output tetapi
tidak pernah menerima input. Kesalahan ini disebut dengan miracle (ajaib),
karena ajaib dihasilkan output tanpa pernah menerima input ( lihat Gambar 3.3.4
proses 2).
• Komponen
Data Store Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan
diberi nama dengan kata benda jamak, misalnya Mahasiswa.
Data store ini biasanya
berkaitan dengan penyimpananpenyimpanan, seperti file atau database yang
berkaitan dengan penyimpanan secara komputerisasi, misalnya file disket, file
harddisk, file pita magnetik. Data store juga berkaitan dengan penyimpanan
secara manual seperti buku alamat, file folder, dan agenda.
Suatu data store dihubungkan
dengan alur data hanya pada komponen proses, tidak dengan komponen DFD lainnya.
Alur data yang menghubungkan data store dengan suatu proses mempunyai
pengertian sebagai berikut :
-
Alur data dari data store yang
berarti sebagai pembacaan atau pengaksesan satu paket tunggal data, lebih dari
satu paket data, sebagian dari satu paket tunggal data, atau sebagian dari
lebih dari satu paket data untuk suatu proses (lihat Gambar
3.3.5 (a)).
-
Alur data ke data store yang
berarti sebagai pengupdatean data, seperti menambah satu paket data baru atau
lebih, menghapus satu paket atau lebih, atau mengubah/memodifikasi satu paket
data atau lebih (lihat Gambar 3.3.5 (b)).
Pada pengertian pertama jelaslah bahwa data store
tidak berubah, jika suatu paket data/informasi berpindah dari data store ke
suatu proses. Sebaliknya pada pengertian kedua data store berubah sebagai hasil
alur yang memasuki data store. Dengan kata lain, proses alur data bertanggung jawab
terhadap perubahan yang terjadi pada data store.
Gambar
3.3.5
• Komponen Data Flow / Alur Data
Suatu data flow / alur data
digambarkan dengan anak panah, yang menunjukkan arah menuju ke dan keluar dari
suatu proses. Alur data ini digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau
paket data/informasi dari satu bagian sistem ke bagian lainnya.
Selain menunjukkan arah, alur
data pada model yang dibuat oleh profesional sistem dapat merepresentasikan
bit, karakter, pesan, formulir, bilangan real, dan macam-macam informasi yang
berkaitan dengan komputer. Alur data juga dapat merepresentasikan
data/informasi yang tidak berkaitan dengan komputer.
Alur data perlu diberi nama
sesuai dengan data/informasi yang dimaksud, biasanya pemberian nama pada alur
data dilakukan dengan menggunakan kata benda, contohnya Laporan Penjualan. Ada
empat konsep yang perlu diperhatikan dalam penggambaran alur data, yaitu :
• Konsep Paket Data (Packets of Data)
Apabila dua data atau lebih mengalir dari suatu
sumber yang sama menuju ke tujuan yang sama dan mempunyai hubungan, dan harus
dianggap sebagai satu alur data tunggal, karena data itu mengalir bersama-sama
sebagai satu paket.
Gambar 3.3.6
•
Konsep Alur Data Menyebar
(Diverging Data Flow) Alur data menyebar menunjukkan sejumlah tembusan paket
data yang yang berasal dari sumber yang sama menuju ke tujuan yang berbeda,
atau paket data yang kompleks dibagi menjadi beberapa elemen data yang dikirim
ke tujuan yang berbeda, atau alur data ini membawa paket data yang memiliki
nilai yang berbeda yang akan dikirim ke tujuan yang berbeda.
Gambar 3.3.7
•
Konsep Alur Data Mengumpul
(Converging Data Flow) Beberapa alur data yang berbeda sumber bergabung bersamasama
menuju ke tujuan uang sama.
Gambar 3.3.8
•
Konsep Sumber atau Tujuan Alur
Data Semua alur data harus minimal mengandung satu proses. Maksud kalimat ini
adalah :
-
Suatu alur data dihasilkan dari
suati proses dan menuju ke suatu data store dan/atau terminator (lihat Gambar
3.3.9 (a)).
-
Sutu alur data dihasilkan dari
suatu data store dan/atau terminator dan menuju ke suatu proses (lihat Gambar
3.3.9 (b)).
-
Suatu alur data dihasilkan dari
suatu proses dan menuju ke suatu proses (lihat Gambar 3.3.9 (c)).
Gambar 3.3.9
3.4.
Bentuk Data Flow Diagram
Terdapat dua bentuk DFD, yaitu
Diagram Alur Data Fisik, dan Diagram Alur data Logika. Diagram alur data fisik
lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, sedangkan
diagram alur data logika lebih menekankan prosesproses apa yang terdapat di
sistem.
•
Diagram Alur Data Fisik (DADF)
DADF lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang ada (sistem yang
lama). Penekanan dari DADF adalah bagaimana proses-proses dari sistem
diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa dan dimana), termasuk proses-proses
manual.
Untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem yang ada
diterapkan, DADF harus memuat :
-
Proses-proses manual juga
digambarkan. 2.
-
Nama dari alur data harus memuat
keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan bagaimana pemakai sistem
memahami kerja sistem. 3.
-
Simpanan data dapat menunjukkan
simpanan non komputer. 4.
-
Nama dari simpanan data harus
menunjukkan tipe penerapannya apakah secara manual atau komputerisasi. Secara
manual misalnya dapat menunjukkan buku catatat, meja pekerja.
Sedang cara komputerisasi misalnya menunjukkan file urut,
file database.
-
Proses harus menunjukkan nama dari
pemroses, yaitu orang, departemen, sistem komputer, atau nama program komputer
yang mengakses proses tersebut.
• Diagram Alur Data Logika
(DADL) DADL lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan
diusulkan (sistem yang baru). Untuk sistem komputerisasi, penggambaran DADL
hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika,
biasanya proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses secara
komputer saja.
Gambar
3.4.1
(a) Diagram Alur Data Logika
Gambar
3.4.2
(b) Diagram Alur Data Fisik
Gambar 3.4.1 dan Gambar 3.4.2
adalah DADF dan DADL 3.5. Syarat-syarat Pembuatan Data Flow Diagram
Syarat pembuatan DFD ini akan
menolong profesional sistem untuk menghindari pembentukkan DFD yang salah atau
DFD yang tidak lengkap atau tidak konsisten secara logika. Beberapa syarat
pembutan DFD dapat menolong profesional sistem untuk membentuk DFD yang benar,
menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibaca oleh pemakai.
Syarat-syarat
pembuatan DFD ini adalah :
- Pemberian nama untuk tiap komponen DFD.
- Pemberian nomor pada komponen proses.
- Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat.
- Penghindaran penggambaran DFD yang rumit.
- Pemastian DFD yang dibentuk itu konsiten secara logika.
•
Pemberian Nama untuk Tiap komponen
DFD
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, komponen terminator mewakili lingkungan luar dari sistem, tetapi
mempunyai pengaruh terhadap sistem yang sedang dikembangkan ini. Maka agar
pemakai mengetahui dengan lingkungan mana saja sistem mereka berhubungan,
komponen terminator ini harus diberi nama sesuai dengan lingkungan luar yang
mempengaruhi sistem ini. Biasanya komponen terminator diberi nama dengan kata
benda. Selanjutnya adalah komponen proses. Komponen proses ini mewakili fungsi
sistem yang akan dilaksanakan atau menunjukkan bagaimana fungsi sistem
dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok orang atau mesin. Maka sangatlah jelas
bahwa komponen ini perlu diberi nama yang tepat, agar siapa yang membaca DFD
khususnya pemakai akan merasa yakin bahwa DFD yang dibentuk ini adalah model
yang akurat. Pemberian nama pada komponen proses lebih baik menunjukkan
aturan-aturan yang akan dilaksanakan oleh seseorang dibandingkan dengan
memberikan nama atau identitas orang yang akan melaksanakannya. Ada dua alasan
mengapa bukan nama atau identitas orang (yang melaksanakan fungsi sistem) yang
digunakan sebagai nama proses, yaitu :
-
Orang tersebut mungkin diganti
oleh orang lain saat mendatang, sehingga bila tiap kali ada pergantian orang
yang melaksanakan fungsi tersebut, maka sistem yang dibentuk harus diubah lagi.
-
Orang tersebut mungkin tidak
melaksanakan satu fungsi sistem saja, melainkan beberapa fungsi sistem yang
berbeda. Daripada menggambarkan beberapa proses dengan nama yang sama tetapi
artinya berbeda, lebih baik tunjukkan dengan tugas/fungsi sistem yang
sebenarnya akan dilaksanakan.
Karena nama untuk komponen
proses lebih baik menunjukkan tugas/fungsi sistem yang akan dilaksanakan, maka
lebih baik pemberian nama ini menggunakan kata kerja transitif. Pemberian nama
untuk komponen data store menggunakan kata benda, karena data store menunjukkan
data apa yang disimpan untuk kebutuhan sistem dalam melaksanakan tugasnya. Jika
sistem sewaktu-waktu membutuhkan data tersebut untuk melaksanakan tugasnya,
maka data tersebut tetap ada, karena sistem menyimpannya.
Begitu pula untuk komponen alur
data, namanya lebih baik diberikan dengan menggunakan kata benda. Karena alur
data ini menunjukkan data dan infiormasi yang dibutuhkan dan yang dikeluarkan
oleh sistem dalam pelaksanaan tugasnya.
•
Pemberian Nomor pada Komponen
Proses
Biasanya profesional sistem memberikan nomor dengan
bilangan terurut pada komponen proses sebagai referensi. Tidak jadi masalah
bagaimana nomor-nomor proses ini diberikan. Nomor proses dapat diberikan dari
kiri ke kanan, atau dari atas ke bawah, atau dapat pula dilakukan dengan
pola-pola tertentu selama pemberian nomor ini tetap konsisten pada nomor yang
dipergunakan.
Gambar 3.5.1
Nomor-nomor proses yang
diberikan terhadap komponen proses ini tidak dimaksudkan bahwa proses tersebut
dilaksanakan secara berurutan. Pemberian nomor ini dimaksudkan agar pembacaan
suatu proses dalam suatu diskusi akan lebih mudah dengan hanya menyebutkan
prosesnya saja jika dibandingkan dengan menyebutkan nama prosesnya, khususnya
jika nama prosesnya panjang dan sulit. Maksud pemberian nomor pada proses yang
lebih penting lagi adalah untuk menunjukkan referensi terhadap skema penomoran
secara hirarki pada levelisasi DFD. Dengan kata lain, nomor proses ini
merupakan dasar pemberian nomor pada levelilasi DFD (lihat gambar 3.5.1).
•
Penggambaran DFD sesering mungkin
Penggambaran DFD dapat dilakukan berkali-kali sampai secara teknik DFD itu
benar, dapat diterima oleh pemakai, dan sudah cukup rapih sehingga profesional
sistem tidak merasa malu untuk menunjukkan DFD itu kepada atasannya dan
pemakai.
Dengan kata lain, penggambaran
DFD ini dilakukan sampai terbentuk DFD yang enak dilihat, dan mudah dibaca oleh
pemakai dan profesional sistem lainnya. Keindahan penggambaran DFD tergantung
pada standar-standar yang diminta oleh organisasi tempat profesional sistem itu
bekerja dan perangkat lunak yang dipakai oleh profesional sistem dalam membuat
DFD.
Penggambaran yang enak untuk dilihat dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini :
Ukuran dan bentuk proses
Beberapa pemakai kadang-kadang merasa bingung bila ukuran proses satu berbeda
dengan proses yang lain. Mereka akan mengira bahwa proses dengan ukuran yang
lebih besar akan diduga lebih penting dari proses yang lebih kecil. Hal ini
sebenarnya hanya karena nama proses itu lebih panjang dibandingkan dengan
proses yang lain. Jadi, sebaiknya proses yang digambarkan memiliki ukuran dan
bentuk yang sama.
Alur data melingkar dan alur data
lurus Alur data dapat digambarkan dengan melingkar atau hanya garis lurus. Mana
yang lebih enak dipandang tergantung siapa yang akan melihat DFD tersebut.
Gambar
3.5.2
DFD dengan gambar tangan dan
gambar menggunakan mesin. DFD dapat digambarkan secara manual atau dengan
menggunakan bantuan mesin, tergantung pilihan pemakai atau profesional sistem.
• Penghindaran Penggambaran DFD
yang rumit Tujuan DFD adalah untuk membuat model fungsi yang harus dilaksanakan
oleh suatu sistem dan interaksi antar fungsi. Tujuan lainnya adalah agar model
yang dibuat itu mudah dibaca dan dimengerti tidak hanya oleh profesional sistem
yang membuat DFD, tetapi juga oleh pemakai yang berpengalaman dengan subyek
yang terjadi. Hal ini berarti DFD harus mudah dimengerti, dibaca, dan
menyenangkan untuk dilihat.
Pada banyak masalah, DFD yang
dibuat tidak memiliki terlalu banyak proses (maksimal enam proses) dengan data
store, alur data, dan terminator yang berkaitan dengan proses tersebut dalam
satu diagram.
Bila terlalu banyak proses,
terminator, data store, dan alur data digambarkan dalam satu DFD, maka ada
kemungkinan terjadi banyak persilangan alur data dalam DFD tersebut.
Persilangan alur data ini menyebabkan pemakai akan sulit membaca dan mengerti
DFD yang terbentu. Jadi semakin sedikit adanya persilangan data pada DFD, maka
makin baik DFD yang dibentuk oleh profesional sistem.
Persilangan alur data ini dapat
dihindari dengan menggambarkan DFD secara bertingkat-tingkat (levelisasi DFD),
atau dengan menggunakan pemakaian duplikat terhadap komponen DFD.
Komponen DFD yang dapat menggunakan duplikat hanya
komponen store dan terminator. Pemberian duplikat ini juga tidak dapat
diberikan sesuka profesional sistem yang membuat DFD, tetapi makin sedikit
pemakaian duplikat, makin baik DFD yang terbentuk. Pemberian duplikat terhadap
data store dilakukan dengan memberikan simbol garis lurus () atau asterik (*),
sedangkan untuk terminator menggunakan simbol garis miring ( / ) atau asterik
(*). Banyaknya pemberian simbol duplikat pada duplikat yang digunakan
tergantung banyaknya duplikat yang digunakan.
Gambar
3.5.3
•
Penggambaran DFD yang Konsisten Penggambaran DFD harus konsisten terhadap
kelompok DFD lainnya. Profesional sistem menggambarkan DFD berdasarkan
tingkatan DFD dengan tujuan agar DFD yang dibuatnya itu mudah dibaca dan
dimengerti oleh pemakai sistem. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan atau
syarat membuat DFD.
3.6.
Penggambaran DFD
Tidak ada aturan baku untuk
menggambarkan DFD. Tapi dari berbagai referensi yang ada, secara garis besar
langkah untuk membuat DFD adalah :
1.
Identifikasi terlebih dahulu semua
entitas luar yang terlibat di sistem.
2.
Identifikasi semua input dan
output yang terlibat dengan entitas luar.
3.
Buat Diagram Level Satu
Didalam DFD
terdapat 3 level, yaitu :
1. Diagram Konteks :
menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang
terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan tertinggi dalam DFD dan
biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas eksternal yang ditunjukkan pada
diagram konteks berikut aliran-aliran data utama menuju dan dari sistem.
Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan data dan tampak sederhana
untuk diciptakan. Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Caranya :
- Tentukan nama sistemnya.
- Tentukan batasan sistemnya.
- Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
- Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator dari/ke sistem.
- Gambarkan diagram konteks.
2. Diagram Nol (diagram level-1)
:merupakan satu lingkaran besar yang mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang
ada di dalamnya. Merupakanpemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. di
dalam diagram ini memuat penyimpanan data. Diagram ini adalah dekomposisi dari
diagram konteks. Caranya :
-
Tentukan proses utama yang ada
pada sistem.
-
Tentukan apa yang
diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem sambil memperhatikan
konsep keseimbangan ( alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama
dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).
-
Apabila diperlukan, munculkan data
store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
-
Gambarkan diagram level zero. o
Hindari perpotongan arus data. o Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan
urutan proses).
3. Diagram Rinci : merupakan
diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram Nol. Diagram ini
merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya :
-
Tentukan proses yang lebih kecil
(sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero.
-
Tentukan apa yang
diberikan/diterima masing-masing subproses ke/dari sistem dan perhatikan konsep
keseimbangan.
-
Apabila diperlukan, munculkan data
store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data.
-
Gambarkan DFD level Satu o Hindari
perpotongan arus data. o Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang
menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya. Contoh : 1.1 , 1.2, 2.1 - DFD
Level Dua, Tiga... Diagram ini merupakan
dekomposisi dari level
sebelumnya. Proses dekomposisi dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan
ke dalam program. Aturan yang digunakan sama dengan level satu.
Gambar 3.6.1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar