RASISME
Rasisme
memiliki arti suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa
perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya
atau individu, bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk
mengatur yang lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial, terkadang dalam
memandang hubungannya dengan manusia lainserasa dibatasi oleh sekat-sekat
perbedaan secara fisik. Hal ini wajar karena manusia dilahirkandengan membawa
gen bawaannya masing-masing. Namun apabila dari perbedaan ini sampai
memunculkan prasangka, walhasil bisa mengakibatkan fungsi bermasyarakat kita
menjadi terganggu. Apapun nama dan bentuk dari prasangka ini, kesemuanya
bermuara pada apa yang disebut rasisme.
Rasisme berdiri tidak hanya dalam
barisan yang kuat, akan tetapi rasisme juga tertanam dalam kaum yang lemah.
Jika yang kuat menindas yang lemah karena mereka memiliki basis kekuasaan maka
yang lemah akan melakukan perlawanan secara diam-diam. Jadi jelaslah
bahwa rasisme ada di antara kita.
Di Indonesia masih ada pada sebagian
masyarakat di Negara kita yang berperilaku rasis, meskipun tindakan rasis yang
ditujukan bukan pada warna kulitnya, namun lebih kepada penghinaan terhadap
daerah asal, silsilah, nama maupun status sosial.
Contoh paling sahih adalah kata
“kampungan” yang sering kita dengar di sinetron televisi. Kata kampungan disini
berarti penghinaan terhadap orang desa, dan dianggap tidak memiliki norma
kehidupan standar perkotaan. Sebagai orang yang lahir, tumbuh, besar, dan
mencari penghidupan di desa tentu saya sangat miris dan tersayat hatinya bila
mendengar kata tersebut disebutkan dalam adegan sinetron. Walaupun itu hanya
adegan dalam sebuah sinetron tapi pengaruh kata “kampungan” yang ditimbulkan
televisi sangat luas dan bisa mempengaruhi perkembangan anak khususnya anak di
pedesaan. Mereka akan berada dalam situasi minder dan tidak memiliki
kepercayaan diri sehingga ‘nrimo’ saja dengan keadaan dan cap kampungan yang
sudah terlanjur melekat seperti dalam adegan sinetron. Pengaruh buruk juga bisa
terjadi untuk anak di perkotaan, bagaimana mereka tidak akan memiliki kepekaan
terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya karena beranggapan lebih superior
dibandingkan dengan anak di pedesaan. Tentu akan seperti apa generasi mereka
ketika telah dewasa.
Isu rasisme juga berdampak kepada
eksklusi sosial kepada orang atau kelompok tertentu. Dimana orang atau kelompok
tertentu tersebut menjadi terbatas aksesnya akibat isu rasisme. Sehingga bisa
dikatakan bahwa isu rasisme hanya akan menjadi hal yang serius jikalau telah
membatasi akses seseorang atau kelompok tertentu.
TOLERANSI
Toleransi
berasal dari bahasa Latin yaitu "tolerare"
artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan
berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap
toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui
kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.
Jadi
secara umum toreansi adalah sikap yang membebaskan (membiarkan) orang lain utuk
berpendapat ataupun melakukan hal yang tidak satu ide (sependapat) dengan diri
kita, tanpa kita melakukan intimidasi terhadap orang ataupun kelompok tersebut.
Contoh Toleransi
Toleransi Beragama
Toleransi
agama adalah dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat menghormati
keberadaan agama atau kepercayaan lainnya yang berbeda. Jadi, kita harus
memberikan kenyamanan mereka dalam melaksanakan ibadahnya, tanpa ada
menggangu atau mengintimidasi agama yang berbeda.
Torensi Sosial
Adalah
toleransidalam bermasyarakat, seperti jika di dalam sebuah daerah terdapat dua
kelompok, satu kelompok mayoritas dan satunya lagi kelompok minoritas, Jadi
sebagai kelompok mayoritas wajib menghargai dan tidak melakukan intimidasi
terhadap kelompok minoritas.
Manfaat
Toleransi
Toleransi
adalah suatu sikap yang mulia, dengan kita melakukan tolerasi berarti kita
sudah menghargai HAM sesorang. dan tentunya kita akan mendapatkan manfaat
positif dari sikap toleransi,
Kedamaian, Tidak akan
pernah ada konflik di dalam kehidupan bermayarakat. Keharmonisan dalam hubungan
beragama, suku, budaya selalu terjaga. Hidup bermasyarakat akan selalu tentram
tanpa ada perasaan was-was.